( Pesan Sang Iman, Ayatullah Ruhullah al-Musawi al-Khomeini )
Semoga tidak terdapat dikalangan kita tangan-tangan yang keji, yang tidak menitik beratkan terhadap pentingnya program pendidkan dan tarbiyah akhlak. Sebagaimana mereka mengaku bahwa berbicara di mimbar di depan khalayak ramai dengan tujuan memberikan nasehat dan pengajaran itu tidak menepati kedudukan ilmu pengetahuan. Pengakuan yang kuno itu telah menyebabkan tokoh-tokoh ulama besar enggan untuk menghadapi masyarakat awam di mimbar pidato. Dengan demikian rencana jahat mereka untuk mengasingkan ulama yang berpengaruh serta menjauhkan mereka dari memberi kesadaran kepada siswa (santri) serta mendidik mereka akhhak terpuji telah tercapai.
Dengan demikian, kegiatan penyampaian pengajaran dan nasehat di mimbar, terutana dipusat pengkajian kita, tidak berjalan dengan baik. Mereka sebenarnya lupa bahwa pemimpin agung kita Rasulullah saw, merupakan orang yang memainkan peranan besar di mimbar pidato dan senantiasa menyampaikan nasehat-nasehat kepada umat Islam. Demikian juga yang dilakukan oleh para sahabat beliau.
Mudah-mudahan sebagaian dari unsur yang merusak ini tidak menyebar dan berkembagan dikalangan pemikir di pusat-puast pengkajian Islam kita, karena bila pusat-pusat pengkajian Islam tersebut tidak lagi mengambil inisiatif terhadap usaha untuk meningkatkan pencapaian akhlak dan pembersihan jiwa. Sekiranya kejadian ini terjadi, niscaya akan berkembanglah sifat munafik dan pura-pura dikalangan orang yang berada dipusat-pusat pengkajian, dikuasai oleh perasaan ego dan keangkuhan, semakin semaraknya perpecahanan perselisihan pendapat sehingga mereka tenggelam dalam suasana dalam pertikaian sesama mereka sendiri.
Kondisi seperti ini akan melahirkan suatu keadaan yang terkotak-kotak (bergolong-golongan) dan bersekutu diantara mereka, dengan masing-masing pihak akan saling tuduh menuduh serta mendustakan satu sama lain. Apa yang menyedihkan akhirnya ialah, hilangnya pengaruh pusat-pusat pengkajian Islam yang kokoh selama iini, yang menjadi pusat kepercayaan dan keyakinan umat Islam hingga mereka mempertahankan dan membantu perkembangannya. Dengan keadaan yang kacau bala ini, muasuh-musuh Islam telah mengambil kesempatan dengan menggunakan segala yang timbul dipusat-pusat pengkajian Islam tersebut dan terus menghancurkan nilai-nilai serta martabat pusat pengkajian Islam.
Sesungguhnay muasuh-muash Islam amat menyadari bahwa dengan dukungan umat Islam terhadap perkembangan pusat pengkajian Islam, telah menyebabkan mereka sulit untuk meruntuhkan dan melumpuhkannya. Yakni selagi dukungan umat Islam masih kuat. Sebaliknya, ketika mereka mendapati bahwa proses pembenahan akhlak dan perjalanan Islam semakin hilang dari madrasah Islam, kita dan anggota-anggotanya sibuk dengan pertikaian antar sesama, menyebabkan musuh-musuh mengambil kesempatan ini untuk melaksanakan rencana jahat mereka.