KAPITALISME CINTA ( Mahasiswa Di Era Kapitalisme dan Hedonisme )
Rabu, 29 Februari 2012
0
komentar
Trend mahasiwa saat ini tidak diukur dari berapa banyak membaca buku tapi diukur dari berapa banyak cewe cantik dan cowok ganteng yang dimiliki. Hal ini menjadi topik Diskusi mahasiswa di warung kopi, kontrakan maupun forum-forum diskusi ilmiah. Diskusi tentang Ilmu pengetahuan (sains) menjadi terlupakan. Formulasi gerakan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat terabaikan. Padahal rakyat saat ini membutuhkan bantuan mahasiswa untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Penggusuran Pasar, rumah warga dan konflik suku dan ras serta konflik pasca pilkada saat ini menggurita di berbagai daerah. Maraknya probelamtika tersebut membutuhkan peranan mahasiswa, namun hal tersebut tak terlaksana. Peranan Mahasiswa sebagai Agen Of Change, sosial control ditepis habis oleh budaya huru-hara. Orientasi pemikiran Mahasiswa saat ini terpendaya oleh kepentingan sesaat. Budaya hidup mewah dan apatis membuat mahasiswa lupa akan tugasnya sebagai lumbung “Kekuatan Rakyat”.
Tahun 1908 muncul Boedi Oetomo, yang merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya dan kemudian pada tahun 1928, dimotori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, berkumpul dan berikrar untuk mempertegas orientasi perjuangan mereka (Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928).
Setelah berikrar elemen pemuda, pelajar dan mahasiswa berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia, klimaks perjuangan tersebut pada tahun 1945 suatu perjuangan bersejarah dan tidak pernah terlupakan yaitu suatu gerakan kelompok bawah tanah yang dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan.
Pasca kemerdekaan pada tahun 1966 Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang dikuti dengan berbagai gerakan aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain. Dengan tujuan untuk meruntuhkan rezim Orde Lama yang dinilai gagal sebagai mandataris Rakyat Indonesia, hal ini ditandai dengan munculnya orde baru.
Setelah berkuasa, Orde Baru menunjukan taring kedzalimanya praktek KKN menggurita dikalangan pejabat, wakil rakyat (legislatif) menjadi mitra eksekutif sehingga menyebabkan hilangnya fungsi control mereka, rakyat ditakut-takuti dengan senjara, Maka munculah Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya.
Namun sungguh di sayangkan semua itu hanya tinggal kenangan. Gerakan Mahasiwa saat ini lemah tak berdaya akibat budaya hedonisme. Kalaupun mereka berjuang perjuangan itu tidak semurni cita-cita rakyat, karena orientasi gerakan mereka ditunjangi oleh sekelompok “Elit Bosjuis”.
Hakikat mahasiswa terbaik dan berkualitas serta peka terhadap penderitaan rakyat menurun. Banyak mahasiswa yang kuliah, tetapi tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh menyebabkan output pendidikan yang tidak berguna buat masyarakat, bagi perubahan, dan bagi kemanusiaan.
Orientasi perjuangan mahasiswa dikomersialkan dan uang telah merampas perjuangan mereka hingga bisa dijual dalam bentuk Soud System dan Meghapone. Cinta terhadap rakyat pinggiran mengalami metemorfosis menjadi sesuatu yang diperjual belikan. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat menjadi ikon pergerakan untuk meraih kepentingan mereka. Kapaitalisme telah membuat cinta menjadi sedemikian sempit dan menginjak-injak makna cinta terdapat perjuangan menjadi rendah
Hal ini ketika dibiarkan maka tanpa sadar Mahasiswa bekerja sama dengan rezim untuk menindas rakyat.
Sudah saatnya Mahasiswa beserta kekuatan-kekuatan sosial kolektif lainya menempuh Jalan pembebasan untuk memperjuangkan kembali ke jalur Republikanisme, yakni ketika suara, kedaulatan dan kepentingan rakyat menjadi hukum tertinggi di Repulik ini. Merampas hak kita yang telah dikebiri oleh penguasa serta meminta pertanggung jawabanya atas perbuatan yang dilakukannya.
Jangan biarkan cinta kita terhadap rakyat dirampas oleh kaum feodalisme. Karena ketika cinta ini mereka rampas maka mereka akan mengeksploitasi “Senyum Menjadi Tangisan”
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: KAPITALISME CINTA ( Mahasiswa Di Era Kapitalisme dan Hedonisme )
Ditulis oleh arifudin
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://arifudin759.blogspot.com/2012/02/kapitalisme-cinta-mahasiswa-di-era.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh arifudin
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar